Breaking

Post Top Ad

Your Ad Spot

Sunday, April 14, 2019

MOLEKNYA PEMBANTU BARUKU

Poker Terpercaya - Kira-kira baru terjadi sekitar empat bulan lalu saat aku pindah dari rumah kontrakanku ke rumah yang aku beli. Rumah yang baru ini hanya beda dua blok dari rumah kontrakanku. Selain rumah aku pun mampu membeli sebuah apartemen yang juga masih di lingkungan aku tinggal jadi dari rumahku sekarang jaraknya 3 km.

Selama aku tinggal di rumah kontrakan, aku mengenal seorang pembantu rumah tangga yang bernama Mimi. Dia juga pelayan di toko milik majikannya jadi setiap aku atau istriku belanja maka Mimi lah yang akan melayani kami. Dia seorang gadis desa, kulit tubuhnya putih manis dan bodinya seksi untuk ukuran seorang pembantu rumah tangga di daerah kami tinggal jadi dia sering di goda oleh para supir dan pembantu laki-laki tapi aku yang bisa mencicipi kehangatan tubuhnya.


dewa54.com


Poker Online - Inilah yang kualami dari 3 bulan lalu sampai saat ini. Suatu hari ketika aku mau ambil laundry di rumah majikan Mimi dan kebetulan dia sendiri yang melayaniku ..

"Mimi, bisa tolong saya cariin pembantu" tanyaku

"Untuk di rumah Bapak?" dia pun menjawab dengan kelembutannya

"Untuk di apartemen saya, nanti saya gaji 1 juta" kataku

"Wah gede tuh Pak, yach nanti Mimi cariin kabarnya minggu depan ya Pak" jawabnya

"Ok deh, makasih yah ini uang untuk kamu, jasa cariin pembantu" aku menyerahkan sedikit tips buatnya

"Wah.. banyak amat Pak, makasih deh.."

Kutinggal Mimi setelah kuberi 500 ribu untuk mencarikan pembantu untuk apartemenku, aku sangat perlu pembantu karena banyak tamu dan clientku yang sering datang ke apartemenku dan aku juga tidak pernah memberitahukan apartemenku pada istriku sendiri jadi sering kewalahan melayani tamu-tamuku. Dua hari kemudian mobilku dicegat Mimi ketika melintas di depan rumah majikannya.

"Malam Pak"

"Gimana Mi, sudah dapat apa belum temen kamu?"

"Pak, saya aja deh.. habis gajinya lumayan untuk kirim-kirim ke kampung"

"Loh, nanti Ibu Ina marah kalau kamu ikut saya"

"Nggak apa-apa deh Pak, nanti saya yang bilangin Ibu"

"Ya, sudah kalau ini keputusanmu, besok pagi kamu saya jemput di ujung jalan sini lalu kita ke apartemen"

"Ok Pak"

Besokan pagi kujemput Mimi di ujung jalan dan aku antarkan ke apartemenku. Begitu sampai Mimi terlihat bingung karena istriku tidak mengetahui atas keberadaan apartemenku.

"Tugas saya apa Pak?"

"Kamu hanya jaga apartemen ini, ini kunci kamu pegang satu, saya satu dan ini uang, kamu belanja dan masak yang enak untuk lusa karena temen-temen saya mau main ke sini"

"Baik Pak"

Dengan perasaan agak tenang kutinggalkan Mimi, aku senang karena kalau ada tamu aku tidak akan capek lagi karena sudah ada Mimi yang membantuku di apartemen. Keesokannya sepulang kantor, aku mampir ke apartemen untuk mengecek persiapan untuk acara besok tapi aku jadi agak cemas ketika pintu apartemen kuketuk berkali-kali tidak ada jawaban dari dalam.

Pikiranku khawatir atas diri Mimi kalau ada apa-apa tapi ketika kubuka pintu dan aku masuk ke dalam apartemenku terdengar suara dari kamar mandiku yang pintunya terbuka sedikit. Kuintip dari sela pintu kamar mandi dan terlihatlah dengan jelas pemandangan yang membuat diriku terangsang.

Mimi sedang mengguyur badannya yang putih manis di bawah shower, satu tangannya mengusap payudaranya dengan busa sabun sedangkan satu kakinya diangkat ke closet dimana tangan satunya sedang membersihkan selangkangannya dengan sabun. Pemandangan luar biasa indah membuat nafsu birahiku meningkat.

Dan aku intip lagi kali ini Mimi menghadap ke arah pintu di mana tangannya sedang meremas-remas payudaranya yang ranum terbungkus kulit sawo matang dan puttingnya sesekali dipijatnya sedangkan bulu-bulu halus menutupi liang vaginanya di usap oleh tangannya yang lain, hal ini membuat dia merem melek.

Pemandangan seorang gadis kira-kira 19 tahun dengan lekuk tubuh yang montok dan seksi, payudara yang ranum dihiasi puting coklat dan liang vagina yang menonjol ditutupi bulu halus sedang dibasahi air dan sabun membuat nafsu birahi makin meningkat dan tentu saja batangku mulai mendesak dari balik celana kantorku.

Melihat nafsuku mulai berontak dengan cepat aku tanggalkan seluruh pakaian kerjaku di atas sofa dengan perlahan kubuka pintu kamar mandiku, Mimi yang sudah kembali membelakangiku, perlahan aku dekati Mimi yang membasuh sabun di bawah shower. Secara tiba-tiba tubuhnya kupeluk dan kuciumi leher dan punggungnya. Mimi yang terkaget-kaget berusaha melepaskan tanganku dari tubuhnya.

"Akh.. jangan Pak.. jangan.. tolong Pak"

Karena tenaganya lemah sementara aku yang makin bernafsu, akhirnya Mimi melemaskan tenaganya sendiri karena kalah tenaga dariku. Bibir tebal dan merekah sudah kulumatkan dengan bibirku, tanganku yang satu membekap tubuhnya sambil menggerayangi payudaranya sedangkan tanganku yang satunya telah mendarat di pangkal pahanya, vaginanya pun sudah kuremas.

"Ahhh.. ahhh.. jja. jjangan.. Pak" desahnya

"Tenang sayang. nanti juga enak" bujukku penuh nafsu

Aku yang sudah makin buas menggerayangi tubuhnya bertubi-tubi membuat Mimi mengalah dan Mimi pun membalas dengan memasukkan lidahnya ke mulutku sehingga lidah kami bertautan, Mimi pun mulai menggelinjang di saat jariku kumasukan ke liang vaginanya.

"Arghh.. arghh enak.. Pak.. argh"

Tubuh Mimi kubalik ke arahku dan kutempelkan pada dinding di bawah shower yang membasahi tubuh kami. Setelah mulut dan lehernya dengan makin ke bawah kujilati akhirnya payudaranya kutemukan juga langsung aku hisap kukenyot, putingnya kugigit. Payudaranya kenyal sekali seperti busa. Mimi makin menggelinjang karena tanganku masih merambah liang vaginanya.

"Argh.. akkkhh akhh terus.. Pak enak terus"

Aku pun mulai turun ke bawah setelah payudara, aku menjilati seluruh tubuhnya, badan, perut dan sampailah ke selangkangannya dimana aku sudah jongkok sehingga bulu halus yang menutupi vaginanya persis di hadapanku, bau harum tercium dari vaginanya. Aku pun kagum karena Mimi merawat vaginanya sebaik-baiknya. Bulu halus yang menutupi vaginanya aku bersihkan dan kumulai menjilati liang vaginanya.

"Ssshh.. sshh.. argh.. aghh aw sshhh.. trus Pak.. sshh aakkkhh"

Aku makin kagum pada Mimi yang telah merawat vaginanya karena selain bau harum, vagina Mimi yang masih perawan karena liangnya masih rapat, rasanya pun sangat menyegarkan dan manis rasa vagina Mimi. Jariku mulai kucoba dengan sesekali masuk liang vagina Mimi diselingi oleh lidahku.

Agen Poker - Rasa manis vagina Mimi yang tiada habisnya membuatku makin menusukkan lidahku makin ke dalam sehingga menyentuh klitorisnya yang dari sana rasa manis itu berasal. Mimi pun makin menggelinjang dan merontaronta keenakan tapi tangannya malah menekan kepalaku supaya tidak melepaskan lidahku dari vaginanya.

"Auwwwhhh aahhh terus.. sedappp Pakkkh"

"Yarsshh.ahhh vaginamu sedap sekali kalau begini setiap malam aku pingin begini terus"

"Mmm.. yaaaah.. Pak.. terus.. Pak oohhh"

Mimi makin menjerit keenakan karena lidahku kupelintir ke dalam vaginanya untuk menyedot klitorisnya. Setelah hampir 30 menit vagina Mimi kusedot-sedot, keluarlah cairan putih kental dan manis serta menyegarkan membanjiri vagina Mimi dan dengan cepat kujilat habis cairan itu yang rasanya sangat sedap dan menyegarkan badan.

"Ooohhh ough arghhh sshh.. Pak, Mimi keluar.. nihhh aahhh sshh"

"Yar cairanmu mmmhh sedap.. sayang boleh.. saya masukin sekarang batang saya ke vagina kamu? mmhh.. gimana sayang"

"Hmmm boleh Pak.. asal.. Ibu nggak tahu"

Mimi pun lemas tidak berdaya setelah cairan yang keluar dari vaginanya banyak sekali tapi dia seakan siap untuk dimasuki vaginanya oleh batangku karena dia menyender dinding kamar mandi tapi kakinya direnggangkan. Aku pun langsung mendempetnya dan mengatur posisi batangku pada liang vaginanya. Setelah batangku tepat di liang vaginanya yang hangat, dengan jariku kubuka vaginanya dan mencoba menekan batangku untuk masuk vaginanya yang masih rapat.

"Ohhh Mimi.. vaginamu rapat sekali, hangat deh rasanya saya jadi makin suka nih"

"Mmmmhh mhhh.. Pak.. perih.. Pak sakit"

"Sabar.. sayang.. nanti juga enak kok, sabar ya"

Berulang kali kucoba menekan batangku memasuki vagina Mimi yang masih perawan dan Mimi pun hanya menjerit kesakitan, setelah hampir 15 kali aku tekan keluar masuk batangku akhirnya masuk juga ke dalam vagina Mimi walaupun hanya masuk setengahnya saja. Tapi rasa hangat dari dalam vagina Mimi sangat mengasyikan dimana belum pernah aku merasakan vagina yang hangat melebihi kehangatan vagina Mimi membuatku makin cepat saja menggoyangkan batang kontolku maju mundur di dalam vagina Mimi.

"Mi vaginamu hangat sekali, batangku rasanya disteamup sama vaginamu"

"Iya.. Pak, tapi masih perih Pak"

"Sabar ya sayang"

Kukecup bibirnya untuk menahan rasa perih vagina Mimi yang masih rapat alias perawan sedang dimasuki batangku yang besarnya 29 cm dan berdiameter 5 cm, wajar saja kalau Mimi menjerit kesakitan. Payudaranya pun sudah menjadi bulanbulanan mulutku, kujilat, kukenyot, kusedot dan kugigit putingnya.

"Aaaaahh.. ahhh.. aaaah.. auuuww Pak iya Pak.. enak deh. rasanya ada yang nyundul ke dalam memek Mimi.. ..aaaaahh"

Mimi yang sudah merasakan kenikmatan ikut juga menggoyangkan pinggulnya maju mundur mengikuti iramaku. Hal ini membuatku merasa menemukan kenikmatan tiada tara dan membuat makin masuk lagi batangku ke dalam vaginanya yang sudah makin melebar. Kutekan batangku berkali-kali sampai rasanya menembus hingga ke perutnya di mana Mimi hanya bisa memejamkan mata saja menahan hujaman batangku berkali-kali.

Air pancuran masih membasahi tubuh kami membuatku makin giat menekan batangku lebih ke dalam lagi. Muka Mimi yang basah oleh air shower membuat tubuh putih manis itu makin mengkilat sehingga membuat nafsuku bertambah yaitu dengan menciumi pipinya dan bibirnya yang merekah. Lidahku kumasukan dalam mulutnya dan membuat lidah kami bertautan, Mimi pun membalas dengan menyedot lidahku membuat kami makin bernafsu.

"Mmmhh mmmhhh Pak.. batangnya nikmat sekali, Mimi jadi.. mmauu tiap malam seperti ini.. aaakh aakkhh.. Paaakkhh.. Mimi keeluuaarrr.. nniihh"

Agen Judi - Akhirnya bobol juga pertahanan Mimi setelah hampir satu jam dia menahan seranganku dimana dari dalam vaginanya mengeluarkan cairan kental yang membasahi batangku yang masih terbenam di dalam vaginanya tapi rupanya selain cairan, ada darah segar yang menetes dari vaginanya dan membasahi pahanya dan terus mengalir terbawa air shower sampai ke lantai kamar mandi dan lemaslah tubuhnya dengan cepat kutahan tubuhnya supaya tidak jatuh.

Sementara aku yang masih segar bugar dan bersemangat tanpa melihat keadaan Mimi, dimana batangku yang masih tertancap di vaginanya. Kuputar tubuhnya sehingga posisinya doggy style, tangannya aku tuntun untuk meraih kran shower, sekarang kusodok dari belakang. Pantatnya yang padat dan kenyal bergoyang-goyang mengikuti irama batangku yang keluar masuk vaginanya dari belakang.

Vagina Mimi makin terasa hangat setelah mengeluarkan cairan kental. Hal itu membuatku merasakan nikmat yang sangat sehingga aku pun memejamkan mata dan melenguh.

"Ohhh ooohhh.. Mi.. vaginamu sedap sekali, baru kali ini aku merasakan nikmat yang sangat luar biasa aakkh.. aakkhh sshhh"

Mimi tidak memberi komentar apa-apa karena tubuhnya hanya bertahan saja menerima sodokan batangku ke vaginanya, dia hanya memegangi kran saja. Satu jam kemudian meledaklah pertahanan Mimi untuk kedua kalinya dimana dia mengerang, tubuhnya pun makin merosot ke bawah dan cairan kental dengan derasnya membasahi batangku yang masih terbenam di dalam vaginanya.

"Aaaaaakhhh aaaaaaakkhh Paaaaaaaaaak Pakkhh nikmattthhh"

Setelah tubuhnya mengelepar dan selang 15 menit kemudian gantian tubuhku yang mengejang dan meledaklah cairan kental dari batangku dan membasahi liang vagina Mimi dan muncrat ke rahim Mimi yang disusul dengan lemasnya tubuhku ke arah Mimi yang hanya berpegang pada kran sehingga kami terpeleset dan hampir jatuh di bawah shower kamar mandi.

Batangku yang sudah lepas dari vagina Mimi dan masih menetes cairan dari batangku, dengan sisa tenaga kugendong tubuh Mimi dan kami keluar dari kamar mandi menuju kamar tidur dan langsung ambruk ke tempat tidurku secara bersamaan. Aku terbangun sekitar jam 10.30 malam, itu pun karena batangku sedang dikecup oleh Mimi yang sedang membersihkan sisa-sisa cairan yang masih melekat pada batangku, Mimi layak anak kecil menjilati es loli.

Aku usap kepalanya dengan lembut. Setelah agak kering Mimi bergeser sehingga muka kami berhadapan. Dia pun menciumi pipi dan bibirku.

"Pak.. Mimi puas deh. batang Bapak nikmat sekali pada saat menyodok-nyodok memek Mimi, Mimi jadi kepingin tiap hari deh, apalagi di saat air hangat mengalir deras di rahim Mimi kalau Bapak gimana? Puas nggak.. sama Mimi?"

"Mi.. Bapak pun puas sekali.. Bapak senang bisa ngebongkar vagina Mimi yang masih rapat.. terus terang baru kali ini Bapak puas sekali bermain, sejak dulu sama istriku, aku belum pernah puas seperti sekarang makanya saya mau Mimi siap kalau saya datang dan siap jadi istri kedua saya gimana..?"

"Saya mah terserah Bapak aja"

"Sekarang saya pulang dulu yach.. Mimi besok aku ke sini lagi"

"Oke Pak.. janji yach vagina Mimi maunya tiap hari nich disodok punya Bapak"

"Oke.. sayang"

Kukecup pipi dan bibir Mimi, aku mandi dan setelah itu kutinggal dia di apartemenku. Sejak itu setiap sore aku pasti pulang ke tempat Mimi terlebih dahulu baru ke istriku, sering juga aku beralasan pergi bisnis keluar kota pada istriku, padahal aku menikmati tubuh Mimi pembantuku yang juga istri keduaku.

Hal ini sudah kunikmati dari tiga bulan yang lalu dan aku tidak tahu akan berakhir sampai kapan tapi aku lebih senang kalau pulang ke pangkuan Mimi. Ohhhh.. Mimi, pembantuku dan juga istri keduaku.

No comments:

Post a Comment

Post Top Ad

Your Ad Spot