Breaking

Post Top Ad

Your Ad Spot

Tuesday, April 9, 2019

DARAH KEPERAWANANKU

Poker Terpercaya - Saya akan menceritakan pengalaman saya sendiri saat dulu kehilangan keperawanan saya empat tahun lalu, Saat itu ujian negara tinggal seminggu lagi. Saya bersama lima orang teman kuliah saya bersepakat membentuk grup belajar. Tata, Susi, Lolo, Albert, dan Kori.

“Lo, nanti malam kita belajar di rumah gue ya. Bilangin Tata sama Susi”, kata Kori menghampiri saya ketika saya sedang duduk membaca-baca buku kuliah di kampus.

“Oke.”

Saya tahu, Kori sudah lama naksir pada saya. Saya tahu dari Albert. Sebab Kori pernah menceritakan padanya kalau dirinya tidak bisa tidur memikirkan diri saya. Pokoknya Kori jatuh cinta berat kepada saya. Tapi saya belum menanggapinya sebab saya belum berpikiran untuk memiliki seorang pacar. 


http://dewa54.com/


Poker Online - Saya masih lebih ingin memusatkan perhatian saya pada kuliah agar memperoleh IP yang bagus sehingga mudah mencari pekerjaan setelah lulus nanti. Selama ini saya hanya menganggap Kori sekadar teman baik saja dan tidak lebih. Malam harinya kami berlima belajar di rumah Kori. Kebetulan kedua orang tuanya sedang pergi kondangan.

“Ri, Gue pulang ya. Sudah malam nih. Besok malam saja ya kita lanjutkan belajarnya”, kata Susi kepada Kori ketika jam sudah menunjukkan jam 21.00 malam.

“Gue temanin deh, Sus!” timpal Lolo yang saya tahu sejak lama telah naksir Susi.

“Wah, itu sih memang taktik kamu, Lo!” kata saya sambil tertawa.

Susi pun segera pulang didampingi oleh Lolo. Tinggal saya bertiga bersama Albert dan Kori.

“Bagaimana sekarang, Ta? Kita nerusin belajar atau bubar saja?” tanya saya pada Kori.

“Yah, lebih baik bubaran saja deh. Besok saja kita lanjutkan lagi!”

“Tapi sebelum kamu pulang, habiskan dulu tuh minuman kamu. Sayang-sayang. Mubazir kan!” tambah Albert sambil tersenyum ke arah Kori.

Saya habiskan sari jeruk yang tadi dihidangkan Kori untuk menemani saat belajar kami berlima.

“Gue pulang dulu ya, Ri, Bert”, saya berpamitan pada kedua teman saya itu.

Baru saja saya akan membuka pintu tiba-tiba kepala saya terasa pusing dan mata saya berkunang-kunang. Tidak lama kemudian saya rasakan suatu keanehan menjalari tubuh saya. Payudara saya mengeras dan puting susu saya menegang. Kewanitaan saya pun terasa berdenyut-denyut.

Ternyata Kori telah memasukkan obat perangsang ke dalam minuman saya tanpa saya mengetahuinya. Kori dan Albert menghampiri saya sembari tersenyum. Mereka memapah saya masuk ke kamar tidur Kori. Seperti tidak sadar kalau saya menurut saja. Bahkan ketika saya di telentangkan di atas tempat tidur.

Kori membuka kaus oblong yang saya kenakan sedangkan Albert menurunkan celana panjang saya. Mereka berdua menelan air liur melihat kemolekan tubuh saya yang hanya di balut pakaian dalam saja. Terpampang payudara saya dengan belahannya yang menggiurkan menyembul di balik bra yang saya kenakan serta lekuk-lekuk pinggul dan pantat saya yang membuat nafsu birahi mereka naik.

Agen Poker - Tanpa membuang waktu lebih lama mereka berdua menarik lepas bra dan celana dalam saya dan keindahan tubuh saya itu dapat terlihat bebas tanpa halangan. Tangan Kori meremas-remas kedua payudara saya yang kenyal itu sementara batang kemaluannya semakin menegang. Sementara Albert menciumi daerah kewanitaan saya.

Saya merintih kecil tak kala lidahnya mulai memasuki liang vagina saya. Sementara itu Kori mulai menghisap-hisap puting susu saya yang semakin menegang itu membuat saya semakin menggerinjal-gerinjal. Tapi saya yang berada di antara keadaan sadar dan tidak sadar tidak mampu berbuat apa-apa.

“Aw!” jerit saya saat gigi Kori menggigit puting susu payudara saya sebelah kanan sementara Albert terus menjilati kemaluan saya yang di tumbuhi rambut-rambut tipis dan segar. Kori dengan kedua tangannya memuntir-muntir ujung puting susu kedua belah payudara saya sementara mulutnya turun ke bawah ke arah selangkangan saya.

Akhirnya seperti berebutan lidahnya bergabung dengan lidah Albert menjilati liang kewanitaan saya.

“Gila, Ri. Asyik juga ya si Tata. Nggak gue sangka lho tubuhnya sebagus ini!” kata Albert sambil terus melanjutkan jilatannya ke belahan pantat saya dan akhirnya di susupkannya lidahnya ke dalam lubang anus saya.

“Bagaimana, Bert. Kita tancap saja si Tata sekarang?”

“Okelah, mumpung dia belum sadar.”

Dan kedua cowok itu membuka celana panjang mereka. Tampaklah kedua batang kemaluan mereka yang menegang laksana siap berperang. Kori sebagai tuan rumah mengambil inisiatif pertama. Dengan hati-hati di masukkannya batang kemaluannya ke dalam liang vagina saya yang cukup sempit itu.

Dengan sekali gerakan batang kemaluannya tersebut di hunjamkan semakin dalam membuat saya menjerit kecil kesakitan. Tapi seiring dengan naik-turunnya tubuh Kori di atas tubuh saya, saya merasakan kenikmatan yang tiada tara untuk pertama kalinya dalam hidup saya. Secara tidak sadar, saya menggerinjal-gerinjal kencang.

Albert yang nampaknya sudah tidak dapat menahan nafsu birahinya yang semakin merajalela itu tidak mau menunggu lebih lama lagi. Di hunjamkannya batang kemaluannya yang tidak kalah tegangnya itu ke dalam lubang anus saya, saya menjerit kesakitan. Tapi Albert yang sepertinya sudah kesetanan tidak mempedulikan saya.
Agen Judi - Dengan gerakan naik-turun, dia menyetubuhi saya lewat lubang anus saya. Saya terus menggerinjal-gerinjal tidak terkendali. Rasa kenikmatan dan kesakitan terus bercampur baur saya rasakan. Beberapa menit telah berlalu belum ada yang sampai pada klimaksnya. Sementara kami bertiga sudah mulai lemas terutama saya.

Kedua cowok itu pun telah bertukar peranan. Albert telah memperoleh liang vagina saya sedangkan Kori liang anus saya. Mereka berdua terus menghunjamkan batang kemaluannya ke dalam tubuh saya tanpa kenal ampun. Akhirnya setelah berselang begitu lama itu Kori dan Albert menyerah begitu saja sebelum mencapai klimaksnya.

Tubuh mereka berdua terkapar lunglai di samping tubuh saya. Kami bertiga sama-sama lemas. Tapi tidak lama kemudian Kori telah mampu menguasai dirinya. Walau pun masih terhuyung-huyung dia bangun dari tempat tidur.

“Bert! Albert! Gila! Ternyata si Tata masih perawan!” teriak Kori setelah melihat liang vagina saya mengeluarkan darah tanda selaput dara saya robek.

“Ergh.. nikmat di kamu dong, Ri. Kan kamu yang memperawanin dia duluan!” kata Albert yang juga telah bangun sementara saya masih terkulai lemas.

“Tapi, bagaimana kalau dia sadar terus lapor pada polisi bahwa kita yang memperkosanya.”

“Bilang saja kalau kita mau sama mau. Buktinya coba saja lihat tadi. Kan si Tata kelihatannya ikut menikmatin juga. Nggak memberontak-berontak kan.”

Dan sejak saat itulah saya mulai mengenal apa yang di sebut pergaulan bebas dan sempat menjadi seorang cewek bispak yang bisa di pakai untuk teman tidur asal suka sama suka. Untung saja saya tidak sampai hamil sebab saya selalu mengingatkan pasangan tidur saya agar selalu memakai pelindung.

No comments:

Post a Comment

Post Top Ad

Your Ad Spot